I.
Formula asli :
Suppositoria
Wasir
II.
Rancamgan
Formula
Nama Produk : SUPHIDRO ® Suppositoria
Jumlah Produk :
50 tablet @ 1 g
Tanggal Produksi :
15 Mei 2014
No. Reg : DKL 1300190222 A1
No. Batch : M 13001
Komposisi : Tiap tablet mengandung :
Hidrokortison
asetat 10
mg
Alpha-Tocopherol 0,05 %
Oleum
cacao add 1
g
III.
Master
Formula :
Diproduksi
oleh
|
Tanggal Formula
|
Tanggal
Produksi
|
Dibuat
Oleh
|
Disetuju
oleh
|
Five
Farma
|
15
Mei 2013
|
15
Mei 2014
|
Klp.
V
|
Abd.
Roni
|
Kode
Bahan
|
Nama Bahan
|
Kegunaan
|
Perdosis
|
Perbatch
|
01_Ha
02_Tl
03_Oc
|
Hidrokortison
Asetat
Alpha-Tokoferol
Oleum
Cacao
|
Anti
Hemorhoid
Anti
Oksidan
Basis
|
10
mg
0,5
mg
0,98
g
|
500
mg
25
mg
49
g
|
IV.
Alasan
Pembuatan Produk
Suppositoria merupakan sediaan padat yang umumnya
digunakan melalui rectal, vagina, dan uretra. Suppositoria rectal biasanya
dibuat dengan basis yang meleleh atau lunak pada suhu tubuh. Sedangkan untuk
suppositoria vagina dibuat dengan basis yang larut atau terdisintegrasi dalam
cairan tubuh (Arsul: 96).
Supositoria umumnya
dimasukkan melalui rectum, vagina, kadang-kadang melalui saluran urin dan
jarang melalui telinga dan hidung. Bentuk dan beratnya berbeda-beda. Bentuk dan
ukuranya harus sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dimasukkan kedalam
lubang atau celah yang diinginkan tanpa menimbulkan kejanggalan dan
penggelembungan begitu masuk, harus dapat bertahan untuk suatu waktu tertentu.
Supositoria untuk rectum umunya dimasukkan dengan jari tangan, tetapi untuk
vagina khususnya vaginal insert/atau tablet vagina yang diolah dengan cara
kompresi dapat dimasukkan lebih jauh kedalam saluran vagina dengan bantuan alat
khusuh (Ansel: 576).
Wasir (eksternal atau internal ) mengakibatkan
pendarahan dari rectum dan pruritusani. Penanganan tergantung dari parahnya
gangguan dan dapat berupa injeksi dengan suatu zat “pengeras” (sclerotic) seperti fenol atau
pembedahan. Pengobatannya secara swamedikasi dapat dengan salep atau piltaruh
yang berisi antiseptikum, zat penciut dan antiradang (Tjay: 267).
V.
Alasan
Penambahan Bahan
Zat
aktif: Hidrokortison Asetat
Pada pemberian
rektal, HA hanya diserap sebagian, sekitar 30-50%, mekanisme kerjanya
mempengaruhi kecepatan sintesa protein dank arena efek farmakologinya, dan dan
dapat digunakan sebagai obat hemorrhoid (Djuanda: 89).
Resorpsinya dari
usus buruk, maka tidak digunakan per oral. Daram darah terikat 95 % pada
globulin pengangkut transkortin (Tjay: 733).
Hidrokortison
menghambat proses-proses radang tak bergantung pada proses terjadinya (kerja
antiflogistik) (Mutschler: 357).
Zat
tambahan
1.
Alpha-Tokoferol
Anti oksidan,
Vit. E agak mencegah oksidasi bagian sel yang penting atau mencegah
teerbentuknya hasil oksidasi yang khusus, misalnya hasil peroksidasi asam lemak
tidak jenuh (Syarif: 730).
Mekanisme kerja
antioksidan mencegah tidak terjadinya pembebasan gas dan minyak asam yang
dimiliki (Lachman: 66).
Vit. E
incompabilitasnya dengan tahan pengawet (Scovillee: 513).
2.
Oleum Cacao
Oleum cacao merupakan
bassis suppositoria yang paling banyak digunakan (Lachman: 1168).
Olum cacao meleh
antara 30-36°C, merupakan bassis supositoria yang ideal yang dapat melumer pada
suhu tubuh tetapi tetap dapat bertahan sbagai bentuk padat pada suhu kamar
biasa (Ansel: 582).
Lebih lama
digunakan sebagai suppositoria, bersifat netral secara kimia dan fisiologis
serta banyak digunakan mengingat daerah leburnya 31-34°C pada suhu kamar.
Bentuk lemak coklat mantap (Voight: 283-284).
VI.
Uraian
Bahan
1.
HIDROKORSITON ASETAT (Sweetman: 1535)
Nama resmi : HYDROCORTISON
ACETAS
Nama lain : Cortisol
Acetate, Hidrokortizon Asetat, Hidrokortizon-acetát, Hidrokortizono acetatas, Hydrocortisone,
acétate d’, Hydrocortisoni acetas, Hydrokortisonacetat,
Hydrokortison-acetát, Hydrokortisoniasetaatti, Hydrokortyzonuoctan,
Hydrocortisone 21-acetate
Rumus
molekul : C23H32O6
Berat
molekul : 404,5
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak
berbau, rasa tawar, kemudian pahit
Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P da dalam kloroform P
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik
Kegunaan : Antihemorhoid
atau obat wasir
Stabilitas : Melebur pada suhu 220 0C
Dosis : 2-3 kali sehari 1 tablet
suppositoria 5-25 mg
Kontraindikasi : Penyakit
kulit karena virus atau tuberkulosis, akut rosasae, skabies, dermatitis
perioral, tinea, pemakaian lama atau daerah yang luas pada kehamilan
Farmakologi : Hydrocortisone
adalah kortikosteroid topikal yang mempunyai efek anti-inflamasi, anti-alergi
dan antipruritus pada penyakit kulit
2.
OLEUM CACAO (Dirjen POM: 453)
Nama
resmi : OLEUM CACAO
Nama lain :
Beurre de Cacao, Burro di Cacao, Butyrum Cacao,
Cacao Butter, Cacao Oleum, Cocoa Butter, Kakaobutter, Kakaový olej, Manteca de
cacao, Manteiga de Cacau, Ol. Theobrom, Olej kakaowy, Oleum Cacao, Oleum
Theobromatis
Pemerian : Lemak padat, putih kekuningan, bau khas
aromatik, rasa khas lemak, agak rapuh.
Kelarutan : Sukar
larut dalam etanol (95%)P, mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam
eter minyak tanah P.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup rapat
Kegunaan : Basis
suppositoria
Income : -
Stabilitas : Melebur pada suhu 310 dan 400 C
3.
TOCOPHEROLUM (Dirjen POM: 606)
Nama
resmi : TOCOPHEROLUM
Nama lain : d-Alfa Tokoferol,
(+)-Alpha-Tocopherol, RRR-alpha-Tocophérol, RRR-alpha-Tocopherolum, Natural
Alpha Tocopherol, Natural α-Tocopherol, RRR-α-Tocopherolum, RRR-α-Tokoferol,
D-α-Tocoferol, RRR-α-Tocopherol, d-α-Tocopherol, RRR-α-tocopherolum,
RRR-α-tokoferol, RRR-α Tokoferoli, RRR-α-Tokoferolis, (+)-2,5,7,8-Tetramethyl-2-(4,8,12-trimethyltridecyl)chroman-6-ol
Rumus molekul :
C29H50O2
Berat
molekul : 430,7
Pemerian : Tidak berbau atau sedikit berbau, tidak berasa
atau sedikit berasa
Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air, sukar larut dalam larutan alkali, larut dalam etanol
(95%)P, dalam eter P, dalam aseton P, dan dalam minyak nabati
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya
Kegunaan : Antioksidan
Incomp : Income terhadap peroxides dan metal ions
Stabilitas : Akan teroksidasi secara perlahan dengan molekul udara
VII.
Perhitungan Bahan
Per
tablet
Hidrokortison
Asetat : 10 mg
α-Tokoferol :
x 1000 mg = 0,5 mg
Oleum
Cacao : 1000 – (10 +
0,5) = 989,5 mg = 0,98 g
Per batch
Hidrokortison Asetat : 10 x 50 = 500 mg
α-Tokoferol : 0,5 x 50 = 25 mg
Oleum
Cacao : 0,98 x 50
= 49 g
Per dosis
1
x sehari 10 mg
VIII.
Cara Kerja
Metode yang digunakan yaitu metode cetak tuang atau
peleburan.
1.
Ditentukan
kapasitas cetak yaitu 20 mg.
2.
Basis supositoria
oleum cacao dilebur dibawa penangas air dengan suhu 31-40ºC.
3.
Setelah melebur
lelehan oleum cacao diturunkan dari penangas air. Lalu ditambahkan zat
aktif Hidrokortison asetat dan anti
oksidan d-Alfa-Tokoferol dan diaduk hingga larut atau homogen.
4.
Diolesi cetakkan
dengan propelin glikon agar suppositoria tidak melekat pada cetakkan.
5.
Massa suppositoria diaduk
secara konstan dan dituang kedalam cetakkan melalui dinding cetakkan secara
kontinyu. Untuk menghindari masuknya udara yang menyebabkan terbentukkan
alur-alur pada suppositoria setelah dingin.
6.
Setelah suppositoria
membeku, diratakan dengan pisau untuk mendapatkan bobot yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI-Press.
Arsul, Muh. Ikhlas. 2010. Teknologi Sediaan Farmasi Padat. Makassar: Haikal Press.
Lachman, Leon, dkk.
2007. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Jakarta: UI-Press.
Sweetman, Sean C. 2009.
Martindale the Complete Drug Reference.
London: Pharmaceutical Press.
Raymond, C. Rowe, dkk.
2004. Pharmaceutical Excipients.
Pharmaceutical Development and Technology.
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar