I.
Formulasi Asli :
R/ Abuprofen Tablet
II.
Rancangan Formula
Nama Produk :
Abuprofen® Tablet
Jumlah Produk :
10 tablet @ 600 mg
Tanggal Formulasi :
8 Mei 2013
No. Reg :
DKL 1398800110 A1
No. Batch :
M 0513002
Komposisi
Tiap
tablet mengandung :
Ibuprofen 400 mg
Amylum Solani 10
%
Talk 2
%
SAF 10
%
Laktosa add 600
mg
III. Master Formula :
Diproduksi
oleh
|
Tanggal
formulasi
|
Tanggal
produksi
|
Dibuat oleh
|
Disetujui oleh
|
PT. Al-Khair Pharma
|
8 Mei 2013
|
8 Mei 2014
|
Abulkhair Abdullah
|
An Nisaa Nurzak
|
Kode bahan
|
Nama bahan
|
Kegunaan
|
Perdosis
|
perbatch
|
01_IPF
|
Ibuprofen
|
Zat aktif
|
400 mg
|
4000 mg
|
02_ASL
|
Amylum Solani
|
Zat pengikat, zat penghancur
|
60 mg
|
600 mg
|
03_TLC
|
Talcum
|
Zat pelincir
|
12 mg
|
120 mg
|
04_SAF
|
SAF
|
Zat penyalut
|
60 mg
|
600 mg
|
05_LTS
|
Lactosum
|
Zat pengisi
|
68 mg
|
680 mg
|
IV.
Alasan Pembuatan Produk :
Tablet
adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang
digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisis, zat pengembang, zat pengikat,
zat pelicin, zat pembasah, atau zat lain yang cocok (Anonim, 1979: 6).
Tablet
adalah bentuk sediaan farmasi yang paling banyak dibuat/diproduksi karena
memiliki banyak kelebihan dibandingkan dari bentuk sediaan lainnya, seperti
takaran obat cukup teliti dan serba sama untuk setiap tablet; pembebasan obat
dapat diatur sesuai dengan efek terapi yang diinginkan; mudah dalam pengemasan,
pengepakan, transportasi, dan penggunaanya; biaya produksi relatif murah
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain; dan lain-lain (Arsul, 2010: 11).
Pada
umumnya demam adalah juga suatu gejala dan bukan merupakan penyakit tersendiri.
Kini para ahli berpendapat bahwa demam adalah suatu reaksi tangkis yang berguna
dari tubuh terhadap infeksi. bila suhu melampaui 40-41oC, barulah
terjadi situasi kritis yang bisa menjadi fatal, karena tidak terkendalikan lagi
oleh tubuh. (Tjay dan Rahardja, 2007: 312-313).
Demam
dapat ditangani dengan obat perifer, seperti ibuprofen, parasetamol, asetosal,
dan obat lainnya yang dapat merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor
nyeri perifer (Tjay dan Rahardja, 2007: 313).
Ibuprofen
merupakan derivat asam propionate yang diperkenalkan pertama kali di banyak
negara. Absorpsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam
plasma dicapai 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam. 90% ibuprofen
terikat dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap.
Kira-kira 90% dari dosis yang diabsorpsi akan diekskresi melalui urin sebagai
metabolit atau konjugatnya (Syarif, dkk. 2012: 240).
Tablet
salut selaput adalah tablet kompresi yang disalut dengan selaput tipis dari
polimer yang larut atau tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang
meliputi tablet. Biasanya lapisan ini berwarna,kelebihannya dari penyalutan
dengan gula ialah lebih tahan lama, lebih sedikit bahan, waktu yang lebih
sedikit untuk penggunaannya. Selaput ini pecah dalam saluran lambung-usus
(Ansel, 2008: 248).
Penyalutan
tablet atau sediaan farmasi lainnya mempunyai tujuan yang berbeda-beda dan
dapat ditinjau dari beberapa segi dan kepentingan antara lain (Arsul, 2010: 53)
:
1.
Untuk menutupi
rasa dan bau yang kurang/tidak enak bahan yang terkandung dalam sediaan
farmasi, seperti rasa yang sangat pahit (tablet kina) ataupun bau yang sangat
kurang menyenangkan (minyak ikan).
2.
Untuk melindungi
bahan berkhasiat terhadap pengaruh luar seperti oksigen dari udara, kelembaban,
cahaya, dan lain-lain.
3.
Memisahkan bahan
khasiat yang tidak tercampur di mana salah satu bahan terdapat pada inti tablet
(core), sedangkan yang lainnya terdapat pada bagian penyalut.
4.
Perlindungan
terhadap pengaruh benturan mekanik, karena tablet yang disalut umumnya
mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap benturan dibandingkan dengan
tablet yang tidak disalut.
5.
Untuk
meningkatkan penampilan, karena dengan penyalutan dapat ditutupi penampilan
tablet inti (core) yang kurang menarik. Umumnya tablet yang disalut menunjukkan
penampilan yang lebih menarik karena diberi warna, lebih licin, dan lebih
mengkilat.
6.
Untuk membantu
dan mempermudah identifikasi sediaan.
7.
Untuk mengontrol
pelepasan bahan khasiat di saluran usus.
V.
Alasan Penambahan Bahan :
Zat aktif : Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat
pertama dari kelompok propionate (1969). Ini adalah NSAID yang paling banyak
digunakan dan efek sampingnya yang relatif ringan. Resorpsinya dari usus cepat
dan baik (k.l. 80%), resorpsi rektal lebih lambat. PP-nya 90-99%, plasma t ½-nya
k.l. 2 jam, ekskresi berlangsung terutama sebagai metabolit dan konyugatnya
(Tjay dan Rahardja, 2007: 333).
Ibuprofen merupakan
derivat asam propionate yang diperkenalkan pertama kali di banyak negara.
Absorpsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma
dicapai 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam. 90% ibuprofen terikat
dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap. Kira-kira 90%
dari dosis yang diabsorpsi akan diekskresi melalui urin sebagai metabolit atau
konjugatnya. Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan karboksilasi
(Syarif, dkk. 2012: 240).
Efek samping terhadap
saluran cerna lebih ringan dibandingkan dengan aspirin, indometasin, atau
naproksen. Efek samping lainnya yang jarang ialah eritema kulit, sakit kepala
trombosipenia, ambliopia toksik yang reversibel. Dengan alasan bahwa ibuprofen
relatif lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan efek samping serius, maka
ibuprofen dijual sebagai obat generik bebas di beberapa negara termasuk
Indonesia (Syarif, dkk. 2012: 240).
Zat tambahan
1.
Laktosa
(zat pengisi)
Zat
pengisi yang umum digunakan adalah laktosa. Sifat tablet yang lebih baik
dihasilkan oleh laktosa yang dikering semburkan (Voight, 1995: 202).
Laktosa
juga merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai karena tidak bereaksi
dengan hampir semua bahan obat, baik yang digunakan dalam bentuk hidrat atau
anhidrat (Lachman, 2008: 699).
Laktosa
secara luas digunakan sebagai pengisi dan diluents pada tablet dan kapsul,
serta lebih terbatas pada lyophilized produk dan formula bayi (Raymond, 2006:
364).
2.
Amilum solani (zat pengikat dan
penghancut)
Di
dalam formulasi, amilum di samping sebagai bahan pengisi juga dapat berfungsi
sebagai bahan pengikat, bahan penghancur, dan juga digunakan sebagai
stabilisator untuk bahan obat yang akan rusak karena pengaruh lembab (Arsul,
2010: 15).
Pati
merupakan bahan penghancur tertua dari pati solani dengan konsentrasi 5-10%
cukup untuk membuat tablet dengan waktu hancur yang baik (Voight, 1995:
208-209).
Penggunaan
amilum 5% cocok untuk membantu penghancuran, tetapi sampai 15% dapat dipakai
untuk dapat daya hancur yang lebih cepat (Ansel, 2008: 263).
3.
Talk (zat pelincir)
Sebagai
bahan pelincir yang sangat menonjol adalah talk. Dia memiliki tiga keunggulan
antara lain berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, bahan pelicin, dan bahan
pemisah cetakan (Voight, 1995: 205).
Talk
telah digunakan secara meluas dalam formulasi dosis oral sebagai pelincir dan
pengisi (Raymond, 1999: 555).
Bahan-bahan
talk digunakan sebagai pelincir atau pengatur aluran dengan range 5% (Lachman,
2008: 703).
4.
Selulosa Asetat Ftalat (zat penyalut)
Untuk
membentuk lapisan penutup dapat digunakan bahan seperti selulosa asetat ftalat,
polivinilasetat ftalat, hidroksipropilmetri selulosa, hidroksipropil selulosa,
dan resin spesifik (Arsul, 2010: 56).
Pembentukan
selaput yang mampu menghasilkan lpisan tipis yang halus, dapat diproduksi
kembali di bawah kondisi penyalutan biasa dan dapat untuk tablet dengan
berbagai bentuk. Contoh: selulosa asetat ftalat (Ansel, 2008: 279).
SAF
sudah digunakan secara meluas dalam bidang industrii. Lapisan-lapisan yang dibentuk
SAF rapuh dan biasanya diformulasi bersama-sama dengan bahan pembentuk lapisan
yang bersifat hidrofobik (Lachman, 2008: 782).
VI.
Uraian Bahan :
1.
IBUPROFEN
Nama
resmi : IBUPROFEN
Nama
lain : Ibuprofen, ibuprofenas, ibuprofenox
Rumus
molekul : C13H18O2
Rumus
bangun :
Pemerian : Putih atau hampir putih, serbuk kristal atau
kristal berwarna
Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air, larut dalam aseton, sangat mudah larut dalam etanol,
metil alkohol. Sedikit larut dalam etil asetat
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup rapat
Kegunaan : Analgesik
(sebagai zat aktif)
Stabilitas : Larutan ibuprofen lisin dalam air untuk wadah injeksi di suhu kamar
yang stabil ketika terlindung dari cahaya
Dosis : Dewasa : 3x2 tab 200 mg, atau 3x1 tab 400 mg
Anak : 20
mg/kgBB/hari dibagi dalam beberapa pemberian. Untuk anak di bawah 30 kg
maksimum 500 mg/hari
Kontraindikasi : Hipersensititas,
wanita hamil, dan menyusui
Farmakologi : Aktivitas
anti-inflamasi, antipiretik, dan analgetik
Farmakokinetik : Ibuprofen
diabsorpsi dari saluran gastrointestinal dan plasma, konsentrasi dicapai1-2
jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam
2.
AMYLUM SOLANI
Nama
Resmi : AMYLUM SOLANI
Nama Lain : Pati
kentang
Rumus molekul : (C6H10O5)n
Pemerian : Serbuk halus, kadang berupa gumpalan kecil, putih tidak
berbau
Kelarutan : Praktis tidak praktis tidak larut dalam air dingin dan
dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Range : 5-20 %
Kegunaan
: Sebagai zat penghancur
Stabilitas
Obat : Disterilisasi dengan menggunakan gas etilen oxide dan
menggunakan radiasi
Income : -
3.
CELLULOSE ACETATE PHTHALATE
Nama
Resmi : AMYLUM SOLANI
Nama Lain : Acetyl
phthalyl cellulose, aquacoat cPD, CAP, cellulose acetate hydrogen phthalate
Rumus
molekul : C8H6O4.xC2H4O2.xunspecified
Berat
molekul : 678,59
Pemerian : Higroskopik, putih atau hampir putih, granul, kepingan,
tidak berasa, tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air,
alkohol, larut dalam keton, ester, eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Range : 10-30 %
Kegunaan
: Sebagai zat penyalut
Income : besi (III) sulfat, besi (II) klorida, perak nitrat, sodium
sitrat, aluminium sulfat, kalsium klorida, merkuri klorida, barium nitrat,
pengoksidasi kuat seperti asam dan basa kuat
4.
LACTOSUM
Nama
Resmi : LACTOSUM
Nama
Lain : Laktosa, saccharum lactis
Rumus
molekul : C12H22O11
Berat
molekul : 342,30
Pemerian : Serbuk putih atau agak putih, tidak berbau, rasa sedikit
manis
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan lebih mudah dalam air mendidih,
sangat sukar larut dalam metanol, tidak mudah larut dalam kloroform dan dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Range : -
Kegunaan
: Sebagai zat pengisi
Stabilitas
Obat : Di bawah kelembapan (relatif
± 50%)
Income : Tidak cocok dengan asam amino, aminofilin, dan amfetamin
5.
TALCUM
Nama Resmi : TALCUM
Nama
Lain : Spektan powder, magsil star, steatite
Rumus
molekul : Mg3Si4O10(OH)2
Berat
molekul : 758,44
Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, atau putih kelabu
Kelarutan : Zat larut dalam asam, tidak lebih dari 2,0%
Penyimpanan
: Simpan
dalam wadah tertutup baik, sejuk, dan tempat kering
Range : 1-10 %
Kegunaan
: Sebagai pelincir
Stabilitas
Obat : Talk adalah material stabil dan memungkinkan disterilisasi dengan
melakukan pemanasan pada suhu 160oC pada waktu kurang dari 1 jam.
Itu juga disterilisasi dan menekspos dengan menggunakan Etilen Oksida atau
radiasi sinar gamma
Incame : Tidak cocok dengan campuran quaternary ammonium
VII.
Perhitungan Bahan
Tiap tablet mengandung
:
Ibuprofen 400
mg
Pati 10
%
Talk 2
%
Laktosa add 600
mg
Per
Tablet :
Ibuprofen :
400 mg
Pati :
x 600 = 60 mg
Talk :
x 600 = 12 mg
SAF :
x 600 = 60 mg
Laktosa :
600 – (400 + 60 + 12 + 60) = 68 mg
Per
Batch :
Ibuprofen :
400 x 10 = 4000 mg
Pati :
60 x 10 = 600 mg
Talk :
12 x 10 = 120 mg
SAF :
60 x 10 = 600 mg
Laktosa : 68 x 10 = 680 mg
VIII.
Cara kerja :
1.
Disiapkan alat
dan bahan.
2.
Ditimbang
ibuprofen 4000 mg, pati 600 mg, talk 120 mg, SAF 600 mg, dan laktosa 680 mg
pada neraca analitik.
3.
Dimasukkan ibuprofen
4000 mg ke dalam lumpang.
4.
Dimasukkan
laktosa 680 mg sedikit demi sedikit ke dalam lumpang lalu dihomogenkan.
5.
Dimasukkan pati 600
mg sedikit demi sedikit ke dalam lumpang lalu dihomogenkan.
6.
Dimasukkan talk 120
mg sedikit demi sedikit ke dalam lumpang lalu dihomogenkan.
7.
Dimasukkan semua
bahan campuran ke dalam alat pencetak tablet.
8.
Dibuat larutan
penyalut dengan melarutkan SAF 600 mg ke dalam aseton.
9.
Dimasukkan
tablet yang telah jadi ke dalam campuran zat penyalut yang telah dibuat tadi
lalu dikeringkan.
10.
Dimasukkan
tablet salut yang telah kering ke dalam wadah.
Daftar
Pustaka
Anief, Moh. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
Jakarta: UI-Press.
Arsul, Muh. Ikhlas.
2010. Teknologi Sediaan Farmasi Padat.
Makassar: Haikal Press.
Lachman, Leon, dkk. 2008.
Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Jakarta: UI-Press.
Raymond, C. Rowe, dkk.
2004. Pharmaceutical Excipients.
Pharmaceutical Development and Technology.
Sweetman, Sean C. 2009.
Martindale the Complete Drug Reference.
London: Pharmaceutical Press.
Syarif, Amir, dkk.
2012. Farmakologi dan Terapi.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar